Senin, 27 November 2017

Pameran Festival Equator Biennale Jogja Equator#4 Indonesia-Brasil

“Organizing Chaos”



Penyelenggara:
Yayasan Biennale Yogyakarta
Lokasi               :
Jogja Nasional Museum
Jl. Prof. Ki Amri Yahya No. 1, Gampingan, Wirobrajan, Pakuncen, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. 55253
Pembukaan dan Periode Pameran:
Sabtu, 25 November - Selasa, 5 Desember 2017 Pukul. 16.00 WIB (pembukaan)
Pukul. 10.00 WIB - 21.00 WIB (durasi pameran setelah pembukaan)
Seniman:
AORSI (Asosiasi Olah Raga Sketsa Indonesia), Canka Mahameru, Dhomas “Kampret” Yudhistira, Digie Sigit, Estehanget, Erson Padapiran, Fj Kunting, Ismu Ismoyo (OTeWe), Kukomikan, Rolli “LoveHateLove”, SD Tumbuh, Yayas (The Portable)

 Festival Equator adalah festival pendukung dan pendamping Biennale Jogja, sejak Biennale Jogja memulai proyek panjang seri EQUATOR. Sebagai pendukung, festival ini bertujuan memfasilitasi dialog tentang persoalan di lingkar equator serta wacananya yang disebarkan ke masyarakat luas di luar kesenian. Sejalan dengan tema utama Biennale Jogja tahun ini, “STAGE OF HOPELESSNESS”, Festival Equator kali ini mengambil tema “ORGINIZING CHAOS”.
 “ORGINIZING CHAOS” diambil sebagai tema dan sebuah upaya mengangkat wacana atas dinamika persoalan-persoalan yang terjadi secara historis di tengah masyarakat hari ini. Dalam hal ini, kesadaran baru masyarakat coba dimunculkan melalui rangkaian peristiwa yang berlangsung di ruang publik secara tidak wajar. Bentuk-bentuk peristiwa disusun sedemikian rupa sebagai sebuah teks implisit, yang bertujuan mengingatkan kembali momen-momen traumatik di masa lalu dengan mengaitkannya pada konteks Yogyakarta hari ini. Kesadaran itu ada ketika momen traumatik itu muncul. Pada titik ini pula dirasa turut melahirkan momen estetik.
 Jika pada edisi-edisi sebelumnya Festival Equator berlangsung secara blusukan dan gamblang, Festival Equator kali ini terwujud dalam peristiwa-peristiwa yang dilakukan secara senyap dan menyelinap di antara hiruk-pikuk masyarakat selama 30 hari di bulan Oktober 2017. Atribut atau identitas seniman dan komunitas yang menunjukkan bahwa aktivitas mereka merupakan bagian dari Festival Equator pun disamarkan. Dengan begitu, definisi dari peristiwa ini diserahkan kepada publik.
 Melalui pameran kali ini, bukan saja ingin dilihat sebagai sebuah dokumentasi (arsip) atau proses (perjalanan) tetapi juga sebagai upaya reflektif publik atas peristiwa yang telah dihadirkan. Pantaskah kemudian ia dihadirkan kembali sebagai kerangka konstruksi kesadaran dan sejauh mana pula ia dapat memberikan kesadaran baru di tengah masyarakat hari ini.

 Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Trisni Rahayu (Koordinator Festival Equator Biennale Jogja XIV)
+62 813-2874-2475

biennalejogja.org/2017/



Terima kasih :)

Salam Biennale Untuk Semua,

Diendha Febrian
Divisi Public Relations
Biennale Jogja XIV Equator #4

Yayasan Biennale Yogyakarta
Jl. Sriwedani No. 1,
Yogyakarta, Indonesia
telp. 0274.587712

Website : www.biennalejogja.org
Twitter : @BiennaleJogja
Instagram : BiennaleJogja
FB : Biennale Jogja

Rabu, 22 November 2017

Festival Komunitas Film Nusantara

"Satu Bangsa, Beragam Sinema"


 Festival Komunitas Film Nusantara (FKFN) adalah program yang digagas oleh Seksi Film Dinas Kebudayaan DIY, dan dikelola secara kolaboratif oleh beberapa organisasi perfilman DIY. Acara ini akan berlangsung pada tanggal 25 sampai 28 November 2017. Dengan mengangkat tema "Satu Bangsa, Beragam Sinema" adalah tajuk yang ingin dibuktikan bahwa keberagaman sinema Indonesia itu ada, dan komunitas film dari seluruh nusantara adalah penjamin dan pelestari utama keberagaman itu.
 Dalam pelaksanaan perdananya FKFN 2017 menargetkan peserta sebanyak 100 undangan dari komunitas, 100 mahasiswa, dan 50 masyarakat umum. Acara ini akan dilaksanakan di Societet Taman Budaya Yogyakarta, Dinas Kebudayaan DIY, Malioboro, dan Candi Prambanan. Agenda FKFN 2017 yang telah disusun antara lain pembukaan festival, 25 November 2017 di Societet Taman Budaya Yogyakarata. Acara inti pemutaran film-film dari perwakilan komunitas-komunitas film undangan, 26-27 November 2017. Agenda terakhir tanggal 28 November 2017 pemutaran film hasil workshop dan city tour ke Candi Prambanan.
 Acara FKFN 2017 dibuka untuk umum pada agenda seminar publik dan pemutaran film. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi: Puspita Arum (0896 3070 5603). Salam Sinema!!!

Selasa, 21 November 2017

Film Pendek Jogja Boyong Dua Piala Citra FFI 2017

'Ruah' dan 'The Unseen Words'


 Film pendek 'Ruah' disutradarai oleh Makbul Mubarok dan 'The Unseen Words' oleh Wahyu Utami dari Jogja berhasil memboyong dua Piala Citra untuk kategori Film Pendek Terbaik dan Film Dokumenter Pendek Terbaik FFI 2017. Yang diselenggarakan secara meriah di Grand Kawanua International City, Manado, Sulawesi Utara (11/11).
 Kemenangan ini menjadi semakin spesial karena 'Ruah' dan 'The Unseen Words' merupakan film yang diproduksi oleh Dinas Kebudayaan DIY. Melalui kegiatan Pendanaan Produksi Film Pendek tahun 2016 dan 2017. Semoga bisa mendorong lahirnya karya-karya film berkualitas dari para pembuat film Yogyakarta, yang mampu merepresentasikan nilai dan karakter kultural Yogyakarta.
 Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Umar
Priyono menambahkan "Memang sudah menjadi tugas kami , pemerintah, untuk terus ada dan memfasilitasi hal ini. Kami selalu membuka masukan dari rekan-rekan pembuat film agar ke depannya program Pendanaan Produksi Film Pendek Dinas Kebudayaan DIY menjadi semakin baik."
 'Ruah' merupakan film produksi Limaenam Films, dan 'The Unseen Words' diproduksi oleh Maju Jalan Films. 'Ruah' juga akan berkompetisi di Singapore International Film Festival (SGIFF) 2017, yang akan diselenggarakan pada tanggal 23 November- 3 Desember 2017. SGIFF adalah festival film terbesar di AsiaTenggara. Festival ini sangat setrategis untuk memperkenalkan karya, gagasan maupun program tertentu kepada khalayak internasiaonal.

Sabtu, 04 November 2017

Seniman Pasca-terampil PSBK Goes to Jakarta di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta


"SAMPAI HARI INI"



Jumat, 10 November 2017
Pukul 19.00 WIB
Galeri Indonesia Kaya
West Mall Grand Indonesia, Level 8 - Jakarta


Pada tahun 2017, Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation, menyelenggarakan Program Seniman Pasca Terampil, sebuah program beasiswa yang diperuntukan bagi para seniman muda Indonesia yang memiliki keinginan untuk mengembangkan potensi seni mereka di ruang belajar dan ruang berkarya PSBK. Program ini berlangsung selama 10 bulan, mulai dari bulan Februari hingga November 2017.

Enam orang seniman muda terpilih dari berbagai wilayah Indonesia dan sebentar lagi akan menyelesaikan program residensi di PSBK.  Seniman tersebut Ahmad Abdushomad, Andrik Musfalri, Endang Setyaningsih, Galuh Tulus Utama, Hangga Uka Hattameazza Nasqhimenta A.P., dan Rafika Dian Anggraini. Seniman-seniman tersebut berasal dari berbagai disiplin seni yaitu seni rupa, seni teater, dan seni tari. Selama hampir 10 bulan, seniman tersebut telah mendapatkan akses pada tantangan berkolaborasi dan berkarya antar disiplin seni,  serta meningkatkan kapasitas komunikasi, pelatihan penulisan, pelatihan seni pengelolaan dan seminar seni.

Program Seniman Pasca Terampil dirancang untuk mengembangkan berbagai keterampilan diri sebagai seniman secara mandiri dan lebih mendalam. Pembangunan kesadaran terhadap potensi mereka dengan menggabungkan pembelajaran keterampilan seni hidup, kegiatan praktikum penciptaan, presentasi seni dan pengalaman nyata di lapangan seni PSBK. Penguatan nilai kolaborasi dan penajaman nilai kreativitas seni melalui ruang belajar dan ruang berkarya PSBK (di ruang pertunjukan Jagongan Wagen dan dan ruang pameran Ruang Seni Rupa PSBK) yang menekankan pada keterbukaan, kerjasama dengan seniman dari berbagai disiplin seni, serta bersedia membuka diri untuk menerima ciri dan cara kuratorial seni PSBK.

Pertunjukan ini merupakan wujud apresiasi kepada Djarum Foundation yang mendukung seniman-seniman dalam Program Seniman Pasca Terampil di PSBK tahun 2017. Acara ini menjadi peluang bagi seniman Program Seniman Pasca Terampil PSBK untuk membagikan wujud kreativitas berkolaborasi, menunjukkan contoh hasil belajar dan berkarya selama di PSBK, serta memberi kesempatan bagi masyarakat Jakarta melalui Galeri Indonesia Kaya untuk memahami lebih lanjut tentang tujuan dan kekuatan program-program PSBK dan Bakti Budaya Djarum Foundation. Dengan ini, Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) mempersembahkan:

Seniman Pasca-terampil PSBK Goes to Jakarta
"SAMPAI HARI INI"
Sampai Hari Ini, mengambil inspirasi dari bagian pertama Kitab Omong Kosong (Persembahan Kuda), karya Seno Gumira Ajidarma, yang ingin menghadirkan spirit kritis untuk menguji kembali nilai dan berbagai pemahaman tentang kepercayaan, kebenaran, empati, dan cara manusia memaknainya. Dengan mengulik cerita perjalanan hidup Rama dan Shinta, yang justru tidak menemukan kebahagiaan setelah mengalahkan Rahwana karena membangun hubungan dengan pondasi kepercayaan yang rapuh, enam seniman mengolahnya sebagai medium refleksi atas praktik keseharian kita dalam memaknai kepercayaan, cara melihat diri sendiri dan orang lain, serta cara meletakkannya dalam konteks kehidupan saat ini.

Seniman yang akan mempersembahkan karya dalam acara ini adalah:
Ahmad Abdushomad  (Seniman Teater)
Andrik Musfalri (Seniman Rupa)
Endang Setyaningsih (Seniman Tari)
Galuh Tulus Utama (Seniman Teater)
Hangga Uka H N A P  (Seniman Tari)
Rafika Dian Anggraini (Seniman Rupa)


Acara ini terselenggara dengan dukungan Bakti Budaya Djarum Foundation

**************************************

Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK)
Melanjutkan spirit Bagong Kussudiardja, PSBK mewujudkan diri sebagai art centre dengan misi mendukung pengembangan kreatif seniman dan masyarakat umum untuk terus terhubung pada nilai-nilai seni dan budaya, keberlanjutannya, dan penciptaan nilai-nilai budaya melalui seni. PSBK hadir sebagai laboratorium kreatif, tempat berkumpul, ruang presentasi karya seniman dari berbagai disiplin. PSBK menghadirkan karya seniman-seniman muda, memfasilitasi riset-riset artistik dan pengembangan profesional, dan merancang program-program untuk meningkatkan community engagement dan pengembangan jaringan melalui kesenian.







Padepokan Seni Bagong Kussudiardja
Ds. Kembaran Rt.04-05, Tamantirto, Kasihan, Bantul, DIY
Tel./Fax.: +62(0)274/ 414-404
Whatsapp : +62 82141416252
Email: info@psbk.or.id   Web: www.psbk.or.id
FB: padepokansenibagongkussudiardja /Twitter: @PSBK_Jogja
Youtube: media psbk / Instagram : @psbk_jogja

Kamis, 02 November 2017

Asosiasi Pengusaha Fotocopy Yogyakarta


Sarasehan Pengusaha Fotocopy Yogyakarta





   Asosiasi Pengusaha Copy Center Yogyakarta (APFY) pada selasa, 31 Oktober 2017 bertempat di hotel D'Senopati Malioboro Yogyakarta. Mengadakan sarasehan nasional yang diberi judul " Mesin fotocopy warna dengan harga terjangkau akan menyelamatkan ratusan ribu pengusaha UMKM dan jutaan tenaga kerja di Indonesia yang bekerja dalam bidang fotocopy". Acara sarasehan ini dihadiri oleh perwakilan pengusaha fotocopy dari berbagai daerah di Indonesia. Di antaranya: Bali, Magelang, Banjarmasin, Pare-pare, Malang dan berbagai kota lainnya.
   Selain itu acara ini juga dihadiri narasumber antara lain: kementrian perindustrian, kementrian perdagangan, bea cukai dan badan intelejen negara (BIN)
Menurut ketua APFY, bapak Rudi Yanuar disampaikan bahwa kondisi usaha copy center saat ini cenderung menurun omsetnya. Dikarenakan adanya kebijakan dari beberapa instansi pemerintah yang menerapkan gerakan "paperless". Pengarsipan dokumen dalam bentuk soft file dan kemajuan teknologi komunikasi digital. Sementara itu, ada peluang yaitu bisnis fotocopy warna. Namun membutuhkan modal yang tidak sedikit untuk membeli mesin tersebut. Sehingga masih dikuasai pemodal besar.
   Oleh karena itu, melalui sarasehan ini diharapkan pemerintah mampu menjembatani harapan dari pelaku UMKM dibidang industri jasa fotocopy. Akan adanya mesin fotocopy warna rekondisi dengan harga terjangkau (jpa).

BIENNALE JOGJA XIV EQUATOR #4


Tgl 2 November - 10 Desember 2017
Jogja National Museum



PARALLEL EVENT, Wajah Seni Jogja yang Nyata
Selain pameran utama Biennale Jogja XIV  Seri Biennale Equator # 4, 2017 yang akan dibuka pada 2 November 2017, Parallel Event menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hajatan seni rupa internasional ini. Secara khusus, Parallel Event menjadi bentuk dukungandari berbagai ruang seni di Yogyakarta untuk pelaksanaan event dua tahunan ini.

Di Serial Biennale Equator sebelumnya, Parallel Event mengundang proposal dan mendorong kolaborasi antara seni dan disiplin ilmu lainnya. Kali ini, kami membuka diri untuk sebanyak mungkin ruang seni di kota ini untuk terlibat, kata Rismilliana Wijayanti , koordinator Parallel Event.

Tanpa membatasi partisipasi pada galeri, ruang seni yang dilibatkan termasuk diantaranya ruang pamer, studio seni, dan juga komunitas seni. Tercatat ada 30 entitas yang berpartisipasi di Biennale kali ini. Salah satunya adalah, Ace House Collective.

Ace House Collective merupakan komunitas yang terbentuk dari Program Parallel Event Biennale Jogja X, Serial Biennale Equator #1, yang lalu. Mereka memiliki perhatian khusus pada karya seni jalanan: graffiti, hip hop dan breakdance. Sejak 14 Oktober, di Mangkuyudan 41 mereka berkumpul dan dan memajang sejarah graffiti di Jogja dari awal tahun 2000-an, pameran bertajuk After All These Years digelar dan setiap minggunya ada sessi jamming. Pameran ini menyajikan hasil riset dan pencatatan mereka atas kiprah seni grafiti jalanan selama hampir dua dekade.

Selain pameran sejarah graffiti di Jogja, komunitas ini juga membuat acara yang melibatkan publik, kok. Ada acara menggambar bersama tiap minggu yang mereka selenggarakan dengan mengajak street crew, DJ dan b-boys/girls. Jadwal acaranya sudah tersusun. Bisa dilihat di ruang pamernya, jelas Ris.

Biennale Jogja XIV ini, secara khusus membuka peluang dan menerima dukungan dan partisipasi dari banyak pelaku seni dan pendukungnya dalam perhelatan akbar ini. Paling tidak ada 300 seniman yang berpartisipasi dalam 30 ruang seni.

Silakan melihat jadwal yang tercantum di baliho, poster, ataupun sosial media yang sudah kami sebar. Masih banyak ruang lain yang dapat dijelajahi untuk memuaskan dahaga mayarakat akan seni rupa Yogya, kata Ries, menutup perbincangan.
====
Narasumber & Info lebih lanjut : Riesmiliana (WA 0818 260134)

Angkat Kekayaan Kain Nusantara, Jogja City Mall Hadirkan "Jogja Fhasion Rendezvous 2020: Niwasana Khatulistiwa"

   Jogja City Mall kembali mengadakan pagelaran fesyen bagi para pecinta fesyen di Yogyakarta yaitu Jogja Fhasion Rendezvous 2020. Jogja Fha...