Sabtu, 27 April 2019

Jelajah Ramadhan II

THE 1O1 Yogyakarta Tugu


Yogyakarta, April 2019. Tidak terasa bulan Ramadhan hanya tinggal beberapa hari lagi. Tentu saja momen yang paling ditunggu adalah momen saat berbuka puasa dengan keluarga, kerabat dekat, bahkan teman sejawat. Untuk sekedar melepas rindu ataupun membuat momen berbuka puasa menjadi lebih hangat dan bermakna. THE 1O1 Yogyakarta Tugu kembali mengambil bagian dalam uphoria Ramadhan ini. Dengan menghadirkan promo buka puasa Ramadhan yang bertajuk Jelajah Ramadhan II - Jelajah 101 Rasa.
.
Promo ini sendiri akan berlangsung dari tanggal 6 Mei - 4 Juni 2019 pukul 5 sore hingga 9 malam, bertempat di Pasiraman Pool Terrace dan Pink Elephant Coffe & Lounge. Telah disediakan menu berbuka puasa oleh team Food & Beverage berupa ragam masakan Asia, Indonesia dan Middle East; serta berbagai macam Ta'jil dengan iringan live DJ atau live acoustic. Rasakan sensasi berbuka puasa yang berbeda bersama THE 1O1 Yogyakarta Tugu. Dengan beragam jenis masakan yang lezat dan menggugah selera. Harga dimulai dari  Rp108.000,00 per orang dengan promo Buy 3 Get 1 Free, berlaku kelipatan.
.
"Jika anda yang ingin reservasi untuk kegiatan khusus atau privat, dengan minimum 30 orang dapat mengambil paket spesial dengan harga yang sama yaitu Rp108.000,00 per orang. Akan mendapatkan fadilitas gratis pemakaian ruangan, Ta'jil, audio visual, koneksi internet dan valet parkir. Bagi anda yang ingin santap sahur di hotel ada promo spesial "Sahur 2 Bayar 1" dengan harga Rp120.000,00 untuk 2 orang atau Rp80.000,00 untuk 1 orang." Ujar Haryudi Meinandar - Food & Beverage Manager THE 1O1 Yogyakarta Tugu Hotel.
.
Untuk pemesanan, reservasi tempat, dan keterangan lebih lanjut dapat menghubungi kami dinomor telepon 0274-2920101 atau Intan - FB Sales (+62)812.2812.7006
www.the1o1hotels.com/yogyakartatugu

Rabu, 24 April 2019

Jelajah Kuliner Bersama Accor

"Culinary Journey"

Rasakan sajian cita rasa masakan auntentik lokal dan internasional di lebih dari 120 restoran di Indonesia.

Perjalanan kuliner dihadirkan di Accor lewat "culinary journey". Sebuah program yang digelar sepanjang tahun dan menampilkan keragaman sajian-sajian masakan. Serta cita rasa unik hasil olahan para tim kuliner. Di lebih dari 120 restoran di hotel-hotel Accor di Indonesia.

Garth Simmon, Chief Operating Officer, Accor Indonesia, Malaysia, Singapore and South Asia menyampaikan, "kami dengan senang hati mengundang para pecinta makanan. Serta para tamu untuk menikmati sajian masakan internasional dan citarasa auntentik lokal. Dari 7 destinasi yang kami pilih yaitu; Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bali dan Lombok. Tujuh tim kuliner akan menyajikan masakan khas daerah masing-masing. Sehingga para tamu yang menginap di hotel-hotel kami dapat menikmatinya bersama keluarga, rekan dan teman."
Untuk wilayah Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta, Iga Bakar Kluwak Kuah Brongkos ditampilkan pada Culinary Journey kali ini. Sajian khas D.I Yogyakarta ini adalah makanan favorit keluarga kerajaan sejak abad ke-19. Kekuatan cita rasa masakan ini terletak pada kuah brongkos dengan perpaduan kluwak dan kemiri sebagai bumbu utama dan disajikan dengan iga bakar.
Hal menarik lainnya dari program ini adalah, para tamu dapat berpartisipasi secara aktif lewat media sosial. Dengan menampilkan foto makanan favorit mereka di hotel. Dengan memberi tanda pagar #accorfoodstory #accorculinaryjourney. Para tim kuliner hotel juga akan berbagi cerita mereka lewat media sosial dengan tanda pagar #accorchefdiary.

Penawaran Ramadhan
Merayakan ramadhan, 12 hotel accor yang ada di wilayah Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta menyuguhkan variasi sajian makanan prasmanan untuk berbuka puasa. Hotel-hotel tersebut yaitu; The Phoenix Hotel Yogyakarta-MGallery by Sofitel, The Royal Surakarta Heritage Solo-MGallery by Sofitel, Grand Mercure Yogyakarta Adi Sucipto, Novotel Yogyakarta, Novotel Solo, Novotel Semarang, ibis Styles Yogyakarta, ibis Styles Solo, ibis Yogyakarta Malioboro, ibis Yogyakarta Adi Sucipto, ibis Semarang Simpang Lima dan ibis budget Semarang Tendean. Para tamu dapat menikmati penawaran ini dengan harga mulai dari Rp50.000,00 sampai Rp125.000,00 per orang bersama keluarga, rekan bisnis dan teman.

Penawaran Kamar
Untuk periode sampai 30 September 2019, para tamu yang menginap selama 2 malam akan mendapatkan kupon makan senilai Rp150.000,00 di brand MGallery, Pullman dan Grand Mercure, Rp100.000,00 di brand Novotel dan Mercure dan Rp50.000,00 di ibis Styles dan ibis. Anggota program loyalitas Accor Plus dan Le Club AccorHotels berhak mendapatkan 10% diskon. Dua belas anggota yang beruntung akan mendapatkan poin rewards dengan total 120.000.

Kunjungi di www.accorhotels.com/indonesia untuk infomasi lebih lanjut.

Rabu, 10 April 2019

KEMBULAN #2

“Nguwongke”
A. Anzieb/Kurator



Pemilihan tema pada pameran seni rupa Kembulan #2 kali ini ingin mendalamkan makna kemanusiaan, karena puncak dari kesenian itu sendiri adalah kemanusiaan. Maka, kesenian merupakan jalan ikhtiar yang harus diretas setiap saat untuk memanusiakan manusia (Nguwongke), memuliakan manusia dan alam semesta raya (dirawat dan tidak dilukai) tidak hanya raganya, tapi juga jiwanya – adalah niscaya agar tidak menjauh dari konsep kesenian yang mengajarkan tentang cara hidup, mengajarkan cara manusia yang memanusiakan manusia, welas asih, adab, budi pekerti, dan seterusnya.

Tapi, hari ini peradaban di muka bumi ini seperti mengalami kerapuhan, menguatnya keterbelahan dibanyak sisi, dari hulu ke hilir (terlebih) ketika ras, suku dan agama yang hanya menggunakan kesadaran logika (ratio) dijadikan kendaraan politik untuk meraih kekuasaan. Mestinya memandang manusia dengan kaca mata kemanusiaan bukan kesukuan atau keturunan.

Bahkan, agama sendiri pun sering dijadikan zona nyaman untuk mengatakan kebenaran tunggal seraya berteriak sekeras-mungkin atas nama memperjuangkan nasib manusia tapi sejatinya menjauh dari substansi kemanusiaan. Selemah-lemahnya iman adalah manusia yang tidak melakukan apa-apa untuk memperbaiki kerusakan yang mereka pergunjingkan, bahkan membiarkan kerusakan demi kerusakan sambil memproduksi kebencian. Dengan kata lain, tidak ada gunanya menimbun eksistensi tanpa kebaikan pada alam semesta dan sesama manusia.

Yang pasti pelajaran untuk kita semua adalah kekuasaan tidak pernah meninggalkan welas asih dan perdamaian di muka bumi ini. Mungkin bagi sebagian orang justru merasa tenang karena mencapai nikmat dunia.

Seorang pelaku suluk yang sepanjang usianya memperjuangkan manusia untuk dimanusiakan dengan menitipkan pada semesta alam raya dalam salah satu frasa-nya melewati banyak penderitaan – menderita karena mengetahui hawa nafsu manusia (penguasa “tuan tanah”/raja yang serakah) menyamai binatang. Ia menderita antara marah dan sedih, dan (konon) memilih melakoni kehidupan serupa bayi yang baru lahir ke bumi dan menyerahkan diri pada semesta raya.

Pada intinya memanusiakan manusia adalah jalan sunyi yang tidak perlu berisik, diam, kembali pada hakikat manusia yang paling mulia. Apakah dengan bersuara nyaring suka menyebar kebencian, budaya saling membenci, saling mencaci atau budaya merasa paling benar sendiri, budaya memproduksi dan berjibaku dengan berita bohong, kesibukan memelihara pikiran negatif di atas muka bumi ini dan seterusnya dapat disebut memuliakan manusia? Adalah tanda-tanda manusia yang semakin menjauh, bahkan mulai melupakan pada esensinya manusia sebagai manusia – bersedia menimbun kebencian maupun menyakiti sesama manusia, tapi menolak merasakannya sendiri.

Maka, tidak ada jalan lain dalam hidup ini kecuali hanya berlaku jujur, terus-menerus memproduksi kebaikan, serta merta untuk kebaikan, pengetahuan dan hanya untuk memanusiakan manusia. Karena itu, tidak ada gunanya menjadi manusia yang merasa paling benar sendiri, paling pintar, paling kaya, paling jujur, paling dikdaya, paling baik dan seterusnya.

Selasa, 02 April 2019

WAYS FORWARD: Bersama2


Sebuah proyek seni interdisipliner oleh Eva Bubla (Hungaria)
Laboratorium HONF Yogyakarta, 5 April 2019


Berbagai berita tentang perubahan iklim, kerusakan keanekaragaman hayati, kepunahan spesies, dan efek dari perilaku buruk yang menimbulkan ketidakberkelanjutan lingkungan hidup semakin mendapat sorotan oleh media: seperti analisa terhadap kelamnya masa depan hingga suara-suara tentang perubahan. Namun satu hal yang pasti, kita tidak boleh diam saja terhadap status quo karena kita sudah kehabisan waktu.
Ada berbagai banyak pendekatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi berbagai masalah lingkungan di ranah publik maupun privat. Proyek Ways Forward yang dikerjakan oleh seniman Hungaria bernama Eva Bubla menginvestigasi kontribusi antar artistic-aktivis: dengan cara melakukan aksi bersama dan menggabungkan praktik-praktik yang kritis dan kreatif. Budaya Indonesia sendiri sangat lekat dengan gotong royong, mengingat prinsip bersama-sama masih sering digunakan di berbagai aspek kehidupan. Kekuatan ini dapat dipertimbangkan sebagai salah satu cara untuk bergerak maju.
Pada akhir Februari, proyek ini melibatkan para mahasiswa Kelas Seni Rupa Eksperimental di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dalam diskusi kelompok terarah. Diskusi ini mengeksplorasi berbagai alternatif dan pendekatan eksperimental dalam praktik artistik, diskusi ini juga membahas tentang kemungkinan seni dan seniman berperan dalam krisis ekologi. Para mahasiswa mengidentifikasi berbagai masalah yang mendesak dan kemungkinan campur tangan dan reaksi secara artistik.  Diskusi serupa juga diadakan di UGM pada akhir bulan Maret melibatkan mahasiswa jurusan arsitektur, guna mempelajari hubungan antara seni, desain dan ekologi. Dalam diskusi yang dilakukan, karya Eva telah melalui uji coba melalui alat pendeteksi asap dan karbondioksida yang dibuat oleh HONF Fab Lab.
Bagi Eva Bubla, masalah kita hadapi saat ini adalah perlunya penggunaan tanaman sebagai filter udara, mengingat perlunya penghijauan di daerah perkotaan. Dalam skala global, urbanisasi berkembang sangat pesat menyebabkan hilangnya daerah pedesaan bahkan berubah menjadi kota padat penduduk menyebabkan meningkatnya polusi udara karena lalu lintas yang padat. Di balik itu, perencanaan kota masih menjadi perdebatan.  Di Yogyakarta, Peraturan No. 26/2007 menyatakan bahwa 30% dari total wilayah kota harus digunakan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH), dimana 20% adalah RTH publik dan 10% adalah RTH pribadi. Peraturan ini dapat berperan penting dalam pengurangan polusi udara, namun studi kasus menunjukkan bahwa praktiknya belum sepenuhnya dilaksanakan. Selain itu, masalah yang timbul dari polusi udara tidak hanya sesuatu yang ada di luar ruangan tetapi juga masalah yang ada di dalam ruangan. Seperti contoh kecilnya adalah kegiatan rumah tangga seperti memasak dapat memancarkan berbagai partikel yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia, bahkan merokok juga dapat menurunkan kualitas udara didalam ruangan. Berdasarkan permasalahan tersebut, proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang efek dari berbagai aktivitas manusia serta pentingnya keberadaan area hijau dan tanaman dalam mengurangi tingkat polusi. Terinspirasi dari Laporan NASA tahun 1989 yang meneliti dan menguji berbagai tanaman yang paling efektif untuk memurnikan udara dalam ruangan, proyek ini menggunakan tanaman Sansevieria (lidah mertua) sebagai bentuk kritis dalam merefleksikan topik polusi udara dalam serangkaian objek, instalasi dan praktik masyarakat.
Pada tanggal 29 Maret 2019, lokakarya diadakan bersama Sekolah Akar Rumput. Lokakarya yang diadakan memberikan kesempatan bagi para siswa untuk bereksperimen secara mandiri menggunakan mekanisme air purification devices yang sudah tersedia. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak-anak terhadap bahaya polusi udara dan membiasakan mereka dengan material, mekanisme, dan perubahan gaya hidup yang bermanfaat bagi lingkungan. Sekolah Akar Rumput merupakan sekolah yang bersifat terbuka dalam kerja bersama, mereka menerapkan cara-cara alternatif dalam pengajaran dan menjadikan praktik yang bersifat ekologis sebagai bagian penting dari kurikulum.
Hasil proyek Ways Forward: bersama2 akan mulai dipresentasikan di Laboratorium HONF (Jl. Langenastran Lor 16 Yogyakarta) dan dibuka secara resmi pada Jumat, 5 April 2019 pukul 19.30 oleh Duta Besar Hungaria untuk Indonesia Judit Pach. 
Rekan Media diundang untuk menghadiri Media Preview pada Jumat, 5 April 2019 pukul 18.00-19.00 sebelum pameran ini dibuka untuk publik kemudian.
Ways Forward: Bersama2 didukung penuh oleh Kedutaan Besar Hungaria di Jakarta dan diproduksi dalam kerjasama dengan HONF Foundation.



---

Tentang Eva Bubla
Eva Bubla adalah seorang seniman sekaligus aktivis yang berasal dari Hungaria. Karyanya mengartikulasikan masalah sosial dan ekologikal masa kini dan berkaitan erat dengan lingkungan dan komunitas tertentu. Terkadang, hal tersebut berarti instalasi site-spesific, karya seni publik atau performance art yang mencerminkan hubungan antara manusia dan lingkungan, hingga proyek komunitas yang bertujuan untuk mengatasi masalah keberlanjutan. Proyek-proyeknya sering disertai dengan lokakarya yang berfokus pada anak muda sebagai agen utama perubahan.
Info lebih lanjut mengenai Eva Bubla bisa dilihat di tautan berikut: https://issuu.com/evabubla/docs/2018_portfolio_evabubla.

Tentang HONF
House Of Natural Fibre (HONF) adalah laboratorium seni media baru berbasis di Yogyakarta yang sudah berjalan sejak tahun 1999, dan telah menjadi yayasan pada tahun 2011. Kolektif ini mengimplementasikan metodologi komunitas terbuka, yang peduli akan kebutuhan praktik kolaborasi lintas disiplin untuk pengembangan teknologi dan praktek penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Mereka telah tumbuh menjadi sebuah komunitas dengan berbagai latar belakang dan cita-cita, dan tujuan untuk menciptakan semangat kebersamaan bagi masyarakat dan lingkungan. HONF telah mampu bertahan selama hampir dua dekade lamanya dan sudah berkontribusi pada keberlanjutan seni media baru Indonesia dan membangun jaringan dan kolaborasi dengan lembaga-lembaga lain di seluruh dunia.


Hubungan Media:
Amelberga Astri P
0818-0274-0296
amelberga.ap@gmail.com

Angkat Kekayaan Kain Nusantara, Jogja City Mall Hadirkan "Jogja Fhasion Rendezvous 2020: Niwasana Khatulistiwa"

   Jogja City Mall kembali mengadakan pagelaran fesyen bagi para pecinta fesyen di Yogyakarta yaitu Jogja Fhasion Rendezvous 2020. Jogja Fha...